Serpong Menuju Tangerang Selatan

Layaknya perempuan muda yang tengah montok-montoknya, begitu juga kawasan Serpong ini. Tak heran, begitu banyak orang yang meliriknya sebagai pilihan hunian maupun komersial. Selain itu, mencuat pula keinginan menjadikan Serpong sebagai salah satu kecamatan untuk pemekaran wilayah Kabupaten Tangerang bagian Selatan.

Sentilan membikin kota baru yang bernama Tangerang Selatan ini sudah sejak tahun lalu. Oktober tahun 2006 lalu, Ismet iskandar, Bupati Tangerang, sudah memberikan lampu hijau bila lima kecamatan di wilayahnya mekar menjadi satu kota baru. Prinsipnya, kata Ismet, pembangunan kota baru harus melibatkan tiga kelompok stakeholder, yakni pengembang sebagai pemilik modal, professional sebagai para perancang kota, dan kelompok pemerintah yang bertanggung jawab menyiapkan berbagai peraturan, kebijakan pembangunan kota, serta perangkat kendali.

Meretas jalan panjang ini, maka dibentuklah Panitia Khusus Pemekaran Wilayah Kabupaten Tangerang. Mereka membikin Presidium Pemekaran Wilayah. Anggota presidium ini bertugas menetapkan batas wilayah, lokasi pemerintahan, dan bentuk pemerintahan atas dua kota baru tersebut. Anggota presidum terdiri dari tujuh orang yang berasal dari para penggiat pembentukan kota baru, DPRD, dan eksekutif.

Maka, calon lokasi kantor pemerintahan kota Tangerang Selatan ini pun diburu. Ismet mengusulkan Serpong dan Ciputat. Di Serpong, lokasinya di bekas Kantor Wedana Serpong seluas 4 hektar yang kini digunakan Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang. Sedangkan di Ciputat lokasinya di Kantor Kecamatan Ciputat seluas dua hektar.  “Kalau sudah final, BSD nanti akan masuk ke wilayah Kota Tangerang Selatan ini!” cetus Donny Rahajoe, Jubir BSD-Sinar Mas.

Tanah keduanya milik pemerintah daerah. Kalau harus beli lagi, harga tanah sudah kelewat mahal. Ismet juga sempat mencalonkan lahan seluas dua hektar yang kini menjadi Kantor Kecamatan Ciputat di Jalan Pamulang Permai. Di belakang kompleks ini masih ada lahan kosong yang luas.

DPRD Kabupaten Tangerang sudah menyetujui pembentukan Kota Tangerang Selatan sejak akhir Desember 2006. Calon kota otonom baru ini meliputi Kecamatan Serpong, Pamulang, Ciputat, Pondok Aren, dan Cisauk.  Jumlah penduduk di wilayah ini lebih dari satu juta jiwa. Pamulang, misalnya, dihuni 236.000 jiwa, sementara Ciputat dihuni 260.187 jiwa. Dari dua kecamatan ini, jumlah penduduk 500.000 jiwa. Jika ditambah dengan penduduk Serpong, Pondok Aren, dan Cisauk, jumlah seluruhnya lebih dari satu juta jiwa, dan ini sudah memenuhi syarat sebagai kota otonom.

Perjalanan membentuk Tangerang Selatan ini nyatanya tak selalu mulus. Awal Maret 2007 lalu, draf ini mentah di meja DPRD Kabupaten Tangerang. Pasalnya, mereka melihat Pemkab Tangerang mengubah draf pembentukan Kota Tangerang Selatan dari lima kecamatan menjadi tujuh kecamatan. Konon, isi draf itu berbeda dengan hasil rapat paripurna DPRD, 27 Februari lalu, yang menyetujui Kota Tangerang Selatan terdiri atas lima kecamatan, yaitu; Ciputat, Pamulang, Serpong, Pondok Aren dan Cisauk. Kini, draf itu diubah menjadi tujuh kecamatan, terdiri atas; Ciputat, Ciputat Timur, Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Pamulang dan Setu.

Tetapi proses berjalan terus. Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah pun menyerahkan berkas usulan pembentukan Kota Tangerang Selatan pada 22 Maret 2007. Melalui surat bernomor 135.1/680-pem/2007, pemerintah provinsi (pemprov) meminta rekomendasi persetujuan DPRD atas usulan pembentukan Kota Tangerang Selatan.

Tidak seperti memesan es teh manis yang bisa jadi dalam waktu yang sangat cepat, calon warga kota Tangerang Selatan mesti menunggu rekomendasi persetujuan dari DPRD Banten. Sesuai dengan Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, usulan pembentukan kabupaten/kota baru harus disertai rekomendasi atau persetujuan dari DPRD provinsi. “Kalau ini terbentuk, kami menyambut baik,” imbuh Donny.

Berarti, yang sabar saja menunggu lahirnya Tangerang Selatan.